Minggu, 14 September 2014

Our Story (4)

"Ngapain ngomel-ngomel sendiri di belakang kayak orang kurang kerjaan!" Kata kak Najwa "Tau deh kak, aku lagi kesel sama orang!" Kataku sambil berlalu kekamar, karna sumpah aku bete' banget! Aku mengambil bukuku, heh rasanya males banget belajar kalo lagi bete' sama orang! Tapi apa yang mereka lakukan ya? Ah, nggak usah ngurusin bukan urusanku! Lagian nanti aku kalo kepo gampang ke hipnotis. Hii.. serem! Aku kan nggak mau ke hipnotis cuma gara-gara masalah Badafi sama Afifah, lagian nanti kalo ketauan Afifah bisa aja Afifah malah bisa dibilang "Jangan pengen tau masalah orang nggak baik!" Ah pusing! Pikiranku awut-awutan sekarang! Tau!!!!! Aku segera ke kamar untuk mengingat kejadian yang kualami kemarin! Aku setuju tentang pendapat Hilmy (Temen sekelasku tapi laki-laki yang agak deket sama aku) Jika aku sekarang mudah emosi, mungkin karna masa remaja masih Labil ya? Aku mulai nggak terlalu emosi, "As Sly as Fox, As Wrong As, Ox.." Aku segera mengangkat hpku, Telfon dari? Dari Sabrina, oh, ketua kelas?

"Halo, Assalamu'alaikum!"
"Wa'alaikum salam, bisa bicara dengan Cahaya?"
"Iya, ini aku ada apa?"
"Cahaya, nanti kamu bisa mampir ke rumahku nggak? Aku lagi butuh banget kamu hari ini, Hari ini juga aku tunggu kamu di depan rumahku, kita berangkat bareng!"
"Ngomong aja langsung kenapa sih?"
"Nggak bisa! Yaudah Assalamu'alaikum!"
 Tuut

  Kok langsung dimatikan sih? Aku melihat jam, dan segera makan, mandi, dan melakukan hal lain selama aku bisa melakukannya! Jam menununjuk pukul 6.15 aku segera pamitan "Assalamu'alaikum!" Teriakku dan segera menggayuh sepedahku ke rumah Sabrina. Sesampainya di sana, Sabrina benar-benar telah menungguku di depan rumahnya. "Hai!" Ucapku mendekat dan segera menuntun sepedaku. "Cahaya, kamu di Telfon Badafi hari ini?" Kata Sabrina sambil mendekat ke arahku. "Iya, kenapa?" Tanyaku heran "Ini soal Afifah, hari ini Afifah di rujuk di rumah sakit!" Kata Sabrina sambil menunduk "Emang sakit apa Afifah? Kok Badafi ikut-ikutan?" Kataku sambil membenarkan rokku. "Badafi, sebenarnya.." Kata Sabrina manggantungkan kalimatnya "Sebenarnya dia adalah orang yang pertama kali melihat Afifah pingsan di jalan" Kata Sabrina melanjutkan perkatannya "Saat itu Badafi sedang bermain bersama Faqi, dan dia melihat Afifah yang sedang bersepeda, tapi seperti tak beraturan, lalu Afifah jatuh dari sepedanya, Faqi juga berusaha menolong tapi mereka tak tau cara membawa Afifah ke rumahnya, oleh karena itu Mereka membagi tugas, Faqi membawa sepeda dan Badafi menggendong Afifah, walaupun Badafi tau, akibatnya jika Afifah tau dia digedong Badafi" Ceritanya panjang lebar, "Afifah sekarang di rumah sakit mana?" Sabrina menggeleng.

Bersambung dulu ya!

Sabtu, 10 Mei 2014

Our Story (3)

Waktunya Sholat Maghrib! Aku langsung menutup buku, mengambil air wudhu lalu sholat deh. Setelah sholat aku ngaji, makan, baru belajar lagi pas baru satu langkah masuk kamar langsung dipanggil sama kakakku. "Cahaya kamu nanti jadi SMP di SMPku nggak?" tanya kak Najwa "Iya, kenapa kak?" tanyaku balik karna heran "Ada potongan harga kalo kamu pernah menang di lomba!" kata Kakakku bersemangat, sedangkan aku melihat mejaku, nggak ada piala sama sekali. "Kakak aku nggak punya prestasi sama sekali!" Teriakku karna udah greget "bukan buat kamu, buat temenmu yang pinter itu lo!" kata Kak Najwa coba mengingat-ingat "Afifah kak?" tanyaku kembali "iya, itukan nanti bisa sekolah disana!" kata Kak Najwa bersemangat "Kak, Afifah sudah ketrima di Mts kelas ekselerasi!" kataku sambil menyadarkan kakakku itu "kok bisa?" tanya kakakku heran "Iya, dia dapet peringkat paling tinggi di kelas ekselerasi!" Kataku "oh yaudah." kata Kak Najwa kecewa. Aku kembali ke kamarku untuk ngerjakan PR! Sumpah ini PR susah amat? bikin pusing aja? Masak aku sms Afifah? Pulsakukan habis. Akhirnya aku mengerjakannya dengan awut-awutan. Pas denger adzan Isya', sholat Isya'. Habis sholat ngejakan PR lagi. Aku mengerjakannya saat aku selesai mengerjakan aku langsung tidur udah capek! Besoknya, aku bangun jam lima sholat subuh sama mungkin agak ngelamun di belakang rumah sambil bawa hp. Aku bingung apa perlu aku telfon Badafi? Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa aku harus menelfon Badafi? Aku harus memberi taunya sesuatu tentang Afifah. Tadi malem (maaf nggak sempet cerita) Afifah sms aku kayak gini 'Cahaya, aku kayaknya nggak masuk hari ini, kalo aku sampe bener-bener nggak masuk tolong banget sampaikan kalo aku sakit! Makasih...' itu sms dari Afifah. Aku tau rumah Badafi lebih dekat rumah Afifah daripada rumahku. Aku akhirnya membulatkan tekatku untuk menelfon Badafi. Aku memencet nomernya dan menunggu, alhamdulillah diangkat!

"Halo, Assalamu'alaikum Badafi"
"Wa'alaikumsalam, ha, napa nelfon orang pagi-pagi kurang kerjaan banget nih orang, nggak tau apa aku lagi sibuk?"
"Ya maaf, kamu tau nggak Afifah sekarang lagi sakit?"
"Tau, napa?"
"Ya nggak apa-apa, nanti kamu masuk?"
"Ya tolong bilang ke Ustadzah Nur aku sama Afifah masuknya agak siang"
"Kenapa?"
"Bawel banget sih tinggal bilang kayak gitu aja!"
"Duh kan aku pengen tau alesannya"
"Udah deh bilangin gitu aja!"
"Tolong dong!"
"Nggak!"
"Kenapa sih?"
"Tau udah ya!"
 Tuut

Yah dimatiin dasar nggak punya hati banget! Apalagi aku perempuan, tapi kenapa ya kok cepet-cepet? Kayak ada sesuatu yang sangat penting yang aku nggak boleh tau!

Bersambung dulu ya!

Sabtu, 03 Mei 2014

Our Story (2)

Pelajaran berjalan seperti biasa maksudku biasa itu biasa banyak yang tanya-tanya ke Afifah. Aku sih jujur kasihan sama Afifah, tapi ini kisah nyata sebelum aku jadi sahabatnya, Afifah anak yang Judes, pintar, tapi sangat supel. Jadi inget dulu nih! Dipercepat, sekarang sudah waktunya istirahat anak-anak berjejal untuk keluar sedangkan Afifah masih terduduk lemas ditempat duduknya. Sebenernya nggak tega aku liat Afifah kayak gitu, tapi bagiku Afifah itu udah kayak kakakku sendiri. Sikapnya yang kedewasaan, kepintaran otaknya, minus matanya, sampai tinggi badannya cocok kalo disebut 'kakak'. Aku tau dia mempunyai 3 adik yang bagiku 'super ngeselin' tapi dia nggak keberatan ngurusin adik-adiknya! Aku melangkah ke bangku Afifah tapi aku melihat Badafi temenku yang minta bantuan aku supaya bisa lebih deket sama Afifah, aku tau Badafi suka sama Afifah aku nggak mau ganggu. Aku mematung di tempatku berdiri, sambil melihat mereka berdua berbicara. Tapi yang kulihat? Afifah hanya menundukan kepalanya dan tidak melihat Badafi sedikitpun, apa mungkin dia sakit? Tapi masak aku langsung nyelonong aja? Kan nggak sopan sama sekali, Aku mendengar pengumuman dari kantor yang berisi "Perhatian untuk Afifah Khoirunnisa, Zahra Cahaya, Muhammad Iqbal Badafi, harap ke kantor sekarang juga!" Aku bingung kenapa namaku disebut? Tapi aku menuruti perintah guruku untuk ke kantor. Saat di kantor aku segera duduk di lantai sebelah Afifah. "Jadi gini besok Sabtu ada lomba di Pondok Pesantren Al-Qalam kalian akan mewakili sekolah kita di tingkat provinsi. Afifah Matematika, Badafi Sains, dan Cahaya PAI." aku terkejut namaku disebut dalam pelajaran 'PAI'/agama. Kami mengangguk, lalu ke guru pembimbing masing-masing. Aku mendatangi Ustadzah Zahra, namanya hampir sama kayak aku ya hehehe. "Nanti ya bimbingannya." kata Ustadzah sambil menumpukan buku fikih yang harus aku pelajari. "Ok Ustadzah!" kataku sambil hormat "Nanti kamu bisa tanya Afifah" kata ustadzah sambil berjalan menuju kelas 3 untuk mengajar. Aku kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran lagi karna tadi istirahatku aku habiskan untuk dengerin penjelasan Ustadz Kurnia. Aku baru merasakan ternyata rasanya kayak gini harus mengorbakan waktu istirahat buat 'Penjelasan, bimbingan' apa aku nanti juga akan jadi sejudes mereka? Anak olimpiadis yang dibanggakan sekolah? Yang punya banyak temen dari berbagai sekolah di Indonesia? Tapi Badafi paling jauh ke provinsi sedangkan Afifah sampai nasional, sedangkan aku? Kecamatan aja nggak masuk 3 besar. Tapi kayak kata Afifah aku nggak boleh pesimis harus optimis semangat! Aku mengikuti pelajaran biasa. Lalu Sholat Dhuhur, ngaji, makan, setelah itu pas istirahat kedua harus langsung lari-lari nyari Ustadzah Zahra. Habis gitu setelah istirahat balik pelajaran. Ternyata capek juga ya? Tapi aku nggak liat wajah itu di Badafi sama Afifah. Tapi mungkin aku yang belum terbiasa kayak mereka aja ya mungkin? Setelah sholat Ashar seperti biasa aku harus bersepeda ke rumah tapi mungkin yang paling nggak enak Afifah ya? Dia harus jalan kaki kerumahnya padahal rumahnya sama aku masih jauhan dia. Kadang aku nawari tapi anaknya yang nggak mau, kadang juga kalo dia capek sampe kejar-kejar angkot. Kalo ada lomba dia baru pake sepeda. Katanya biar nggak global warming tapi biarin, sekarang udah hari Kamis, memang untuk Afifah dan Badafi lomba dadakan itu udah biasa banget! Sedangkan aku? Harus belajar tekun banget sampai di rumah aku langsung ke tempat tidur, ganti baju, ngapalin fikih sumpah ini agak susah tapi aku kagum juga sama Afifah bisa hapal fikih, Qur'an. Eh tapi lama-lama seru juga ada sms dari siapa nih? Sekalian refreshing hehehehe

From: Afifah
Kamu ada kesulitan ngerjakan atau ngapalinnya?

Ternyata Afifah ya? Cemas banget sama aku?

To:Afifah
Nggak kok aku udah mulai suka

Aku jadi tambah bangga deh sama Afifah!

Bersambung dulu ya!

Kamis, 01 Mei 2014

Our Story (1)

"Assalamu'alaikum!" Kataku dan segera berangkat ke sekolah dengan sepedaku. Di depan pintu seperti biasa aku salam dulu baru masuk, pemandangan pertama yang kulihat adalah sahabatku Afifah yang sedang sibuk baca buku. Aku meletakkan tasku di bangku samping Aliya. "Hei baca buku apaan nih?" kataku sambil memegang pundak Afifah "Nggak, cuma nyalin doang, Cahaya emang kamu nggak main? Biasanya kamu langsung main?" Kata Afifah karna udah tau kebiasaanku "Nggak, emang aku nggak bisa capek apa? Kelasnya kamu yang bersihkan?" kataku sambil melihat tulisan sahabatku itu yang bagiku sangat rapi "Iya!" kata Afifah sambil tersenyum manis. Tiba-tiba geng Kaname dateng. Geng Kaname adalah geng yang menurutku sih isinya 3 cewek paling nakal sekelas tapi Afifah ngingetin aku supaya nggak su'udzan dulu. "Cahaya kamu bisa pergi nggak dari sini?" kata Afifah sedikit mendorongku "Ada apa memang?" kataku heran "Nanti aku jelasin!" aku menurut kata Afifah. Aku liat ketua geng Kaname yang bernama Sesa menuju bangku Afifah, Afifah keliatan sangat jutek jika bersanding sama mereka. "Heh mata 4 mana prmu?" kata Sesa sambil menggeprak meja Afifah, aku aja yang liat ngeri. "Tau, kalian kenapa sih nggak mau ngerjakan pr sendiri?" Kata Afifah ketus. "Nggak mau ngasih?" kata Gita sambil memegangi tangan Afifah. Afifah hanya diam dan melemparkan buku pada anak 3 itu. "Berani ya? Pegangin tangannya!" Gita dan Wanda meme gangi tangan Afifah. Aku masuk ke kelas "Cahaya jangan!" Kata Afifah sambil berteriak mencoba melepaskan cengkraman tangan mereka. "Ok, ketemu lepasin tangannya!" Kata Sesa sambil membawa buku IPS Afifah. Aku mencoba merebut buku itu. "Cahaya udah nggak usah!" Kata Afifah sambil memelukku "Kalian nggak akan bisa baca tuisan itu" Kata Afifah sambil menunjuk-nunjuk Sesa. Sesa membuka buku sahabatku "apaan nih? Angka semua!" Kata Sesa sambil menjatuhkan buku itu. Afifah mengambil bukunya, lalu mengajakku pergi. "kamu kok pake angka nulisnya?" tanyaku "Nggak, ini sandi angka, aku bisa baca tulisan ini!" Aku memandangi sahabatku itu. Aku nggak kaget karna namanya Afifah khoirunnisa yang artinya perempuan yang lebih baik, dan cerdas. Segala mata pelajaran iya kuasai, walaupun dia sedikit judes dan polos tapi dia cukup tau berbagai mata pelajaran dan beberapa anak laki-laki menyebutnya 'google. "Hei, kenapa bengong?" kata Afifah sambil menggerakkan tanggannya ke arahku "Nggak kok!" aku memegang tangan Afifah. "Badanmu panas?" kataku agak khawatir "Nggak kok!" Afifah keliatan banget kalo bantah, dan mukanya agak pucet. "Eh bel ayo masuk!" Kata Afifah menggandeng tanganku dan berlari

Bersambung dulu ya!

Minggu, 20 April 2014

Kenangan yang hanya terukir 1 hari (10) -tamat)

Hebat ya? Aku melihat jam ternyata jam 14.45. Aku masih melihat anak-anak pada ngobrol. "Hei kak Najma kenapa ngelamun?" tanya Firdaus ngagetin, "siapa yang ngelamun? Nunggu adzan!" kataku "kak, kak eh nunggu adzan bareng aku yuk!" ajak Firdaus. "Emang ngapain? Oh ya aku minta fotomu!" kataku "ya foto sekarang ajak kak!" kata Firdaus. Aku memfotonya "ok makasih!" kataku "ini lo kak facebookan!" kata Firdaus "boleh nih aku liat?" tanyaku tak yakin "Boleh dong kak! Kakak kan tempat curhatku!" kata Firdaus. Aku mendekat melihat tabletnya "eh, kak kakak temenan sama siapa aja sih?" tanya Firdaus "Sama anak yang kukenal! Tapi juga ada yang nggak sih! Tapi kebanyakan aku kenal." Kataku Firdaus membuka-buka chat aku melihat isi chatnya. Dia juga nggak malu-malu nunjukin itu. Lagiankan disuruh! "Allahuakbar Allahuakbar!" aku mendengar adzan lalu menjauh dari Firdaus dan mengisyaratkan 'aku harus pergi' aku segera berlari ke anak-anak alias rata-rata adik kelasku. Pas adzan selesai aku bilang "Eh, ayo sholat!" kataku sambil menunjuk mushola pas ketemu Haqqi sama Fajar. Kamipun sholat berjamaah entah dari SD mana aja! Tapi yang ikut sholat berjamaah cuma anak SD Islam. Selesai sholat aku melipat mukenaku dan memakai sepatu tanpa kaos kaki lagi! Aku melangkah sesuai langkah kakiku menuju. Mungkin bete' sih iya! Tapi usaha sabar. Aku jalan menuju depan panggung dan tepat pengumuman Finalis matematika. Aku sekarang mendengar baik-baik dan "Najma Khoirunnisa dari SD Darul Hasyim!" Alhamdulillah makasih Ya Allah! Aku mendapat peringkat 1 dan sekarang aku bersiap untuk cerdas cermat matematika diambil 5 besar aku melihat yang masuk Final kok laki-laki semua? Aku menggembungkan pipi "Kak nggak usah bete' perempuan sendiri!" goda Firdaus "Diem kamu!" kataku judes. Aku bersiap untuk cerdas-cermat aku menduduki kursi ujung deket Firdaus. "Yang perempuan sendiri silahkan duduk di kursi a!" dengan terpaksa aku menduduki kursi 'a' sebelahku Venno anak SDN karna peringkat 2, sebelahnya lagi Fajar karna peringkat 3, sebelahnya lagi Firdaus karna peringkat 4, dan sebelahnya lagi aku nggak kenal! Soal mulai dibacakan ini bukan soal rebutan. Yang di beri pertanyaan dulu aku, "berapakah volume air yang tumpah?" oh itu soal gampang banget! "27 l!" teriakku dibarengi mengenganganya anak lain. "maaf anda.... benar!" Alhamdulillah! Pointku ditambah 100! aku memerhatikan soal anak lain karna bisa mencuri nilai! "Berapak akar pangkat tiga dari 0,125!" astagfirullah soal gampang banget! "silahkan b dijawab! Sabar a sabar! kayak udah gregetan aja! nanti di puter sampe e baru kamu lagi!" Aku langsung kaget dan menutupi wajahku dengan lengenku, Venno menggeleng, Fajar menggeleng, Firdaus menggeleng, anak itu juga menggeleng "silahkan a apaka betul jawabanmu? Karna tadi keliatan nggak ngijir!" kata panitia "0,5!" kataku "yak jawaban anda.... benar!" anak lain menganga lagi. Pointku ditambah 50 karna soal lemparan pas di Fajar aku juga greget karna mudah banget! Tapi Fajar bisa jawab! Selanjutnya Firdaus! Aduh, ini gampang banget!   15!/3!12! itukan gampang pas sampe aku, aku teriak "455!" yang lain juga pada kaget! "maaf banget anda benar!" Alhamdulillah skorku ditambah 50! waktu terus berlalu ada soal kadar aku greget lagi! jawabanku benar! pokoknya tadi soal kadar, BNT, Permil, Volume, Debit, Luas permukaan walaupun di soal rebutan aku bisa jawab! Dan pada akhirnya aku juara 1, Fajar juara 2, Venno juara 3! Oh ya tadi hpku dibawa Salwa buat foto! Selesai ambil piala sama uang aku turun "Naj ayo foto sini!" kata Fajar kami bertiga pun di foto ada juga aku foto sendirian dan sama Fajar! Jam 5 aku samapai di rumah dan disambut kakak-kakaku wah senengnya! Sayang aku nggak bisa ketemu Fajar lagi! Tapi jika Allah berkehendak lain nggak mustahilkan?

MUNGKIN EMANG BENER INI KENANGAN TERAKHIRKU SAMA FAJAR KARNA SETELAH INI KITA MENEMPUH JALAN YANG BEBEDA! GOOD BYE MY FRIEND I PRAY CAN MEET WITH YOU AGAIN!

Kenangan yang hanya terukir 1 hari (9)

Ssst.. jangan diganggu, lagi ngerjakan! Hehehe bercanda. Dipercepat, waktu pengerjaan habis, aku segara mengumpulkan jawaban beserta soalnya. Aku melangkah keluar "Eh, tadi kamu yang nggak bisa nomer berapa aja?" tanya Fajar "Banyak, kamu?" tanyaku balik "Hehehe pasti kamu ada yang awuran jawabnya!" tebak Fajar "Iya! Pasti tadi kamu yang phytagoras sama nomer 10 nggak bisa ya?" tebakku asal-asalan "Phytagoras? Yang mana? Kalo nomer 10 aku masih nggak tau rumus volume bola sama cara nyari air yang tumpah!" kata Fajar "yang ada gambar segitiga tapi dipisah jadi 2 itu Phytagoras! Pasti ceroboh lagi!" Tebakku "hehehe gimana lagi? Kan nggak tau!" kata Fajar dengan senyum yang sangat khas "Eh, aku boleh minta fotomu?" tanyaku tiba-tiba "Boleh, emang buat apa?" Tanyanya balik "Aku tau nanti kamu nggak satu SMP sama aku. Aku nyari SMP yang SPPnya pas buat beasiswa yang aku dapet. Sedangkan kamu? Kamu bisa milih SMP sesukamu" kataku sambil menunduk "Oh aku ngerti maksudmu buat kenangan? Yaudah ayo, aku juga pengen punya kenangan sama kamu! Walaupun kita diejek kayak gitu." Kata Fajar sambil berlari aku mengejarnya sambil tersenyum bebas. Sampai di taman itu kita foto-foto aku juga bilang sama Fajar kalo nggak boleh deket-deket kalo bukan muhrimnya, Yah kupikir mungkin cukup untuk bekal SMPnya nanti! Jam 13.30 kami selesai berfoto-foto. "Fajar makasih ya!" kataku ke Fajar sambil berjalan menuju SMP itu "Sama-sama lagian aku juga baru nemuin ada temen kayak kamu di dunia ini! Mau temenan walaupun diejek." kata Fajar melihatku aku tersenyum kepadanya saat sampai di SMP hpku belum dimasukin tas langsung di sabar Haqqi, Tabnya Fajar juga. "Haqqi kembalikan!" kataku sambil meloncat-loncat walaupun cuma beda 15 cm apalagi Fajar tambah tinggi loncatnya karna tingginya cuma sebatas bahuku, kami nggak bisa dapet itu! "Eh akan ku berikan hp sama tab kalian kalo kalian menuhi permintaanku!" kata HAqqi "minta apa?" tanyaku. "mmm kamu tau nggak kalo Fajar lebih suka kamu nggak pake kacamata daripada pake?" kata Haqqi, Fajar langsung dorong Haqqi kuat-kuat tapi nggak berhasil "Jadi gini! Fajar kamu harus ngelepas kacamata Najma dan liat mukanya!" Aku langsung terkejut dan melihat Fajar. "lebih cepat lebih baik!" aku membukukan badanku supaya Fajar bisa meraih kacamataku. Dan akhirnya kacamataku dilepas sama Fajar keliatan burem banget! Aku masih terdiam lalu Fajar mengenakan kacamataku lagi. "Kamu minus berapa sih?" tanya Fajar "5 sama 5,5" lalu aku melihat Haqqi "Nih hp sama tabnya!" kata Haqqi sambil memberikan hpku dan tab Fajar aku melihat fotonya "Haqqi!!!!!!" teriakku dan Fajar berbarengan lalu mengejar Haqqi. Mungkin Fajar nggak bisa ngejar karna kakinya kurang panjang tapi aku bisa! Pas udah deket aku tarik rambutnya. "Kamu perempuan larimu cepet banget!" kata Haqqi "heh maksudmu aneh-aneh ini apa?" tanyaku "ah.. itu.. foto tadi ah!" kata Haqqi ngos-ngosan "dasar aneh.." Fajar juga ikut ngos-ngosan aku bingung kenapa aku nggak ngos-ngosan sendir? Tapi biarlah mungkin faktor SD alam! Aku masih menunggu Haqqi sama Fajar sampe nggak ngos-ngosan tapi tetep aja! Akhirnya aku pura-pura sms padahal memfoto mereka lucu banget! Pas udah nggak ngos-ngosan kami berjalan ke arah dekat panggung mereka berdua ke gurunya, aku cuma duduk! Aku melihat ke anak-anak. Anak Darul Hasyim yang perempuan masuk semifinal semua! 
Bersambung Dulu Ya!

Kenangan yang hanya terukir 1 hari (8)

Sampai di Mushola kami langsung wudhu, aku? Langsung wudhu tanpa ngelepas tas langsung kacamata taruh di saku tas samping biar mudah diambil. Selesai wudhu aku langsung pake mukena, aku ngeliat Elfa mau sholat sedangkan Salwa nggak boleh sholat (tau maksudku?) "Elfa ayo bareng! Dino silahkan!" Dino memulai takbir. Setelah sholat aku berdoa dan ngelipet mukenaku. Pas make sepatu "udah selesai sholat kan? Boleh olok-olkan lagi dong?" kata Wijaya "Odd!" kataku sambil memakai sepatu tanpa kaos kaki. Aku langsung berdiri "Kak tadi aku keliling sama Elfa nyariin kakak, kakak kemana sih?" kata Salwa "Sama mereka!" aku menunjuk anak Al-Hikam laki-laki semuanya menoleh ke arahku "lah terus kak tadi itu aku naik turun tangga gara-gara dikejar-kejar kakak tau sendiri kan?" cerita Salwa tapi aku tak menghiraukannya "Itu adik kelasmu?" aku mengangguk "kok beda jauh sama kakak kelasnya?" kata Fajar "Udah diem kamu!" kataku ketus. "Sal sekarang pengumuman b. Inggris!" kata Elfa teriak-teriak. Aku masih diam, lalu berjalan ke arah panggung pas itu belum matematika aku nggak terlalu mendengar. Pas sampe matematika aku juga masih nggak terlalu mendengar. Tapi tiba-tiba aku mendengar "Najma Khoirunnisa dari Darul Hasyim!" aku seperti nggak nyangka! Kukira ini b. Inggris dan ada kekeliruan. Tapi saat aku melihat daftar namaku menduduki peringkat 2 dengan nilai 62! Alhamdulillah! Hpku berbunyi aku melihat siapa yang menelfon ternyata Umi!
"Halo, Assalamu'alaikum!"
"Wa'alaikumsalam udah pengumuman?"
"Udah Umi aku masuk Semifinal!"
"Alhamdulillah! Semangat ya, semoga bisa sampe Final! Umi tau sebentar lagi kamu mau ngerjain soal semifinal kan?"
"Iya, Umi!"
"Yaudah Assalamu'alaikum!"
"Wa'alaikumsalam!"
Aku menutup telfonku atau istilahnya memasukan ke dalam tas hehehe! Aku berjalan menuju ruang 1 tempat semifinal. Tapi langkahku terheti saat aku melihat Firdaus melangkah menuju ruang semifinal "Masuk Semifinal nih!" kataku menggoda "ih kakak! Kan kakak juga!" kata Firdaus balik. Aku tersenyum lalu menunggu di depang ruang 1. Pas banyak yang udah dateng baru masuk ke ruangan hehehe. Aku masuk ruangan bangkunya diataur penjaga sesuai dengan urutan masuk semifinal tadi pas liat kiri perempuan pas liat kanan Astagfirullah Fajar lagi? Soal, lembar jawaban, ijiran dibagikan! Aku segera mengeerjakan soal itu
Bersambung dulu ya!